Pages

Rabu, 08 Mei 2013

Cara Mengatur Waktu yang Efektif



Mengatur waktu mungkin menjadi suatu hal yang sulit bagi sebagian orang, apa lagi bagi mereka yang sudah terbiasa hidup bagai air yang mengalir, mengikuti saja apa yang akan terjadi. Membagi waktu mungkin juga akan terasa menyusahkan bagi mereka yang kebanjiran pekerjaan hingga akhirnya sulit membagi waktu dan menentukan prioritas. Hal ini bisa memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan mereka, mulai dari perencanaan kegiatan yang kacau, sakit hingga dapat menimbulkan stress yang berkepanjangan.
Namun, ternyata di sisi lain kesadaran kita untuk mempelajari bagaimana memanajemen waktu masih sangat minim dan rendah. Entah ini karena kita menganggap hal ini hanyalah hal yang sepele atau karena kita ternyata tidak mampu bahkan enggan meluangkan waktu untuk mempelajarinya. Mungkin sudah saatnya bagi kita untuk lebih peduli dengan waktu yang diberikan bagi kita, sehingga kita dapat memaksimalkannya dan menggunakannya efektif.
Apakah manfaat yang akan kita dapatkan? Banyak banget bro. Beberapa manfaat yang akan kita dapatkan antara lain:
-          Full Spirit!! Kita akan selalu bersemangat menjalani hidup
-          Hidup kita menjadi seimbang, baik itu pekerjaan/pendidikan, keluarga dan refreshing
-          Kita dapat mencapai impian kita
-          Selalu termotivasi untuk action!
-          Terhindar dari stress, pusing dan depresi
-          Tugas dapat selesai tepat waktu
Dari sini kita dapat melihat ternyata saat kita mampu untu mengatur waktu kita dengan baik, kita akan mendapatkan banyak sekali keuntungan dan manfaat.
Lalu bagaimana cara mengatur waktu itu? Nah Satria Hadi Lubis dalam bukunya “Breaking The Time” memaparkan ada 5 tahapan untuk memanajemen waktu. Apa saja itu?


1. Membuat misi

Misi merupakan kristalisasi nilai yang diyakini oleh seseorang. Semua nilai ini mencakup seluruh sifat, sikap dan perilaku seseorang tersebut. Misi ini sangat penting bagi hidup kita, kenapa? Karena disadari atau tidak semua tindakan dan keputusan yang kita ambil dipengaruhi oleh misi hidup kita. Setiap manusia memiliki misi hidupnya, entah itu disadarinya atau tidak, entah dirancang atau tidak. Untuk itulah dalam kehidupan ini,setiap kita harus menentukan misi hidup kita ke depannya.

 
2. Menentukan peran

Misi hidup takkan ada gunanya jika tidak diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari. Ketika kita mengaplikasikannya dalam hidup kita, maka kita akan mengaplikasikannya dalam berbagai peran yang kita jalani. Peran di sini adalah posisi atau kedudukan di mana seseorang diharapkan melakukan perilaku tertentu
Dalam keseharian kita, kita memiliki banyak peran seperti peran sebagai karyawan di kantor, ayah di rumah, anak dari orang tua, ketua RT dan kader partai. Setiap orang pasti tidak ada yang hanya memiliki satu peran saja. Peran pun terbagi atas peran utama dimana kita mencurahkan waktu lebih banyak di sana dibandingkan peran pembantu di keseharian kita.
Nah peran di sini sangat mempengaruhi manajemen waktu kita, besar – kecilnya porsi waktu yang kita alokasikan bagi setiap peran kita itu sangat penting. Oleh karena itulah kita hendaknya dapat menentukan peran yang kita lakoni setiap harinya dan menentukan prioritas serta men-delete peran yang tidak sesuai dengan misi kita.


3. Membuat visi peran

Setelah kita menentukan peran yang kita lakoni, tibalah saatnya kita “bermimpi”, yakni membuat visi kehidupan kita. Visi ini merupakan gambaran dan harapan kita di masa depan dan akan kita wujudkan dalam kehidupan kita. Visilah yang akan menjadi motivator kita untuk mewujudkan impian, ia juga yang akan menjadi pembakar semangat kita.
Dalam membuat visi, kita harus memperhatikannya agar sesuai dengan misi dan peran yang telah kita tentukan sebelumnya. Jangan sampai berlawanan. Visi harus dibuat sesuai dengan kemauan diri kita sendiri, bukan sesuai dengan keinginan orang lain. Kita jagu harus mengkorelasikan visi dengan kemampuan atau bakat yang kita miliki saat ini.


4. Membuat rencana pekanan

Nah, sekarang saatnya merealisasikan apa yang telah kita buat tadi. Kita telah emiliki komitmen manajemen waktu dengan membuat pernyataan misi, peran, dan visi peran kita tadi. Komitmen itu tak ada gunanya jika tidak ada upaya untuk mencapainya. Ini yang harus kita ingat. Untuk itulah, kita perlu menjabarkan visi kita tadi dalam rencana pekanan.
Mengapa perlu menjabarkan visi dalam rencana pekanan? Mengapa bukan bulanan atau tahunan?  Hal ini karena visi yang kita buat tadi merupakan visi jangka panjang, sementara kita butuh visi jangka menengah, nah yang cocok untuk visi jangka menengah ini adalah rencana pekanan. Kalau bulanan itu rentang waktunya terlalu jauh sehingga sulit menjaga konsistensi dan mengevaluasinya.
Dalam membuat rencana pekanan, kita harus menentukan prioritas yang akan kita lakukan di minggu tersebut dan mengalokasikan waktunya. Kita juga dapat menentukan waktu tertentu untuk suatu kegiatan rutin kita, sehingga nantinya tidak akan terganggu oleh agenda lain. Usahakan juga setiap prioritas tadi mewakili setiap peran yang kita jalani saat itu.


5. Membuat rencana harian
 
Terakhir, kita harus membuat rencana harian kita. Rencana harian ini berguna untuk memetakan pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diatur dan akhirnya tidak menmpuk dalam satu waktu. Dalam menuliskan rencana harian, setiap harinya harus ada kemajuan yang kita lakukan sehingga kita selalu bergerak menuju impian/visi yang sudah kita tetapkan. Ia adalah langkah – langkah kecil tanpa penundaan menuju terwujudnya misi dan visi besar kita. Dalam rencana harian, semua kegiatan harus tergambar dengan jelas, baik itu rincian kegiatannya, dan juga jamnya serta perkiraan waktunya. Pilihlah alokasi waktu maksimal, jangan minimal sehingga jikalau ternyata molor sudah dapat diantisipasi.
Nah inilah beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengatur waktu kita. Semoga sifat kita yang sering menunda dan menumpuk pekerjaan di akhir sedikit – demi sedikit menghilang. Semoga kehidupan kita ke depannya semakin nyaman dan teratur. Semoga kita mencapai impian yang kita dambakan.

“Barang siapa hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia celaka. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia merugi. Dan Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia beruntung.”



Sumber : http://ariefgusti.com/bagaimana-sih-cara-mengatur-waktu-yang-efektif
Baca Terusannya »»  

Cara Efektif Mengatur Keuangan Agar Tidak Boros



Mengatur Keuangan Agar Tidak Boros
Buat kamu yang suka boros, mungkin ini menjadi sebuah cara jitu mengatasi rasa boros yang berlebihan. Berikut ini Cara Efektif Mengatur Keuangan Agar Tidak Boros :



1. Sisihkan minimal 10 persen dari penghasilan tiap bulan/dari uang saku untuk ditabung.

2. Jika mendapatkan bonus pergunakan maksimal 50 persen dan sisanya ditabung.

3. Untuk pekerja thr atau gaji ke 13 sebaiknya digunakan untuk menambah tabungan bukan sebaliknya, yaitu digunakan untuk keperluan yang tidak mendesak.

 
 4. Beri target pengeluaran perhari, jgn sampai melebihi target. Pikirkan matang-matang apa  yg harus dibeli,beli yg penting-penting saja, yg tidak penting bisa ditunda.

-jangan pernah membeli sesuatu hanya karena ia murah.
-jangan pernah membeli sesuatu,yang tidak membuat kita lebih bermanfaat bagi orang lain.
-jangan pernah membeli sesuatu, krn kita khawatir dilihat tidak kaya.
-jangan pernah menganggap, uang pinjaman sebagai uang tambahan belanja.


5. Bedakan antara kebutuhan & keinginan

kebutuhan, merupakan hal-hal dasar yang harus dipenuhi seseorang guna kelangsungan hidupnya. Contohnya: Seperti sandang, pangan, papan dan lain sebagainya. Setiap manusia memerlukan hal-hal dasar ini.

Karena sifatnya berupa pemenuhan hal-hal dasar, kebutuhan itu itu bersifat terbatas. Seperti jika lapar maka otomatis kebutuhan kita adalah ingin makan. Oleh karena itu, ada pepatah “makanlah kamu ketika lapar, dan berhentilah sebelum kenyang”. Artinya, jika kebutuhan sudah terpenuhi, kita tidak perlu membuang uang dengan membeli barang yang tidak dibutuhkan.

Sedangkan keinginan merupakan hal-hal yang kita dambakan, atau cita-citakan. Jika kebutuhan adalah standar terendah atau mutlak, maka keinginan adalah standar ideal atau cenderung tinggi.


6. Pertama-tama dahulukan penggunaan uang utk keperluan yg benar2 penting dan pokok, selanjutnya utk keperluan sekunder / kebutuhan sehari-hari dan sisanya bisa kita sisihkan utk ditabung di bank dan jangan sekali-sekali utk diambil tabungannya sampai ada keperluan yg benar2 penting.


7. Hitung-hitung budget

jujur kita tidak terlalu suka memikirkan soal budget, kan? "susah" atau "tidak pernah berhasil", itulah alasan yang kita lontarkan. Suka atau tidak, budget alias anggaran adalah alat penting untuk mengontrol keuangan. Kita bisa melihat seberapa banyak uang yang kita punya, ke mana "perginya", dan seberapa besar yang tersisa.

Saran: Menurut financial planner dan direktur women's financial network, susan jackson, agar kata budget terasa lebih positif ganti saja dengan money planning, spending plan atau cash control. Nah, cobalah lebih realistis. Jangan lakukan perubahan total. Lakukan bertahap saja. Yang penting adalah disiplin mematuhi anggaran. itu sebabnya, mungkin kita perlu selalu membawa catatan kecil berisi daftar belanjaan dalam tas. Jika ternyata pengeluaran anda masih melebihi budget, jangan menghukum diri terlalu keras. Ingat, perubahan takkan terjadi hanya satu malam.


8. Dari yang kecil

memang tak bisa disangkal, biaya hidup sekarang mahal. Namun, sebenarnya kita tetap punya kemampuan untuk menabung. Bayangkan saat ini kita harus menabung Rp. 200.000. Mungkin kita akan beralasan tak ada dana karena harus membayar ini-itu. Namun, ketika seorang teman lama menelepon clan mengajak kita bertemu di sebuah restoran, tiba-tiba saja kita memiliki uang rp200.000 untuk pergi.

Saran: "lebih baik kita mulai menabung dengan sedikit uang ketimbang menunggu sampai uang terkumpul banyak tapi malah tak pernah memulainya (karena uang tidak kumpul-kumpul)," saran susan. Hanya 10% dari penghasilan saja kok minimal yang harus kita tabung. Jika masih sulit juga, coba saja cara lama yaitu menggunakan celengan (tapi jangan celengan bergembok dan berkunci, ya). Kita bisa menyelipkan Rp. 100.000 setiap gajian ke dalam celengan atau memasukkan koin Rp. 500 setiap hari hasil kembalian bus atau belanja di supermarket. Jangan lupa untuk selalu menaikkan uang tabungan, jika gaji kita naik atau cicilan kita lunas.


9. Lupakan kartu kredit

membayar tagihan lebih dari pembayaran minimum sebaiknya menjadi langkah awal untuk meninggalkan ketergantungan kita pada kartu kredit. Kita pasti tahu pembayaran minimum tak akan menghapus utang di kartu kredit kita yang terus berbunga di atas bunga. Nah, di sinilah kita akan menyadari perlunya kita membuat budget. Kita bisa melihat besar dana yang tersisa dan mungkin bisa menggunakannya untuk membayar utang. Lni bisa mempercepat pelunasan utang tersebut.

Saran: Alternatif lain adalah memanfaatkan program transfer balance dari kartu kredit lain yang menawarkan bunga 0% untuk jangka waktu 6 bulan, misalnya. Namun, menurut brouwer dari outlook financial solutions, kunci utama terbebas dari utang adalah mengubah kebiasaan penggunaan kartu kredit. Kita bisa mulai dengan meninggalkan kartu kredit di rumah atau tak menunda pembayaran tagihan. Mau sedikit ekstrim? Mintalah pengurangan limit kartu kredit, misalnya hanya dua kali lipat dari gaji anda. Dengan cara ini, kita akan menggunakan kartu kredit hanya untuk kebutuhan mendesak saja dan bukan untuk kebutuhan konsumtif.


10. Belajar investasi

nah, setelah urusan utang beres, kini kita akan punya uang lebih untuk memulai investasi. Sebenarnya sih, dengan hanya Rp. 100.000, kita sudah bisa berinvestasi. Mungkin yang menjadi pertanyaan berikutnya jenis investasi apa yang cocok untuk kita? Kita bisa menilai diri kita lewat kuis yang termuat di buku-buku investasi atau meminta bantuan jasa financial planner, tipe investor yang manakah kita? Konservatif, moderat atau agresif? Memang kita akan dikenakan biaya saat berkonsultasi. Namun, jika mempertimbangkan situasinya, kita tetap mendapat keuntungan kok, yaitu saran dari profesional.

11. Jangan lupa proteksi

ok, di tahap ini kita pasti sudah berhasil memiliki sejumlah dana di tabungan dan investasi. Namun, semua itu tak ada artinya jika tiba-tiba kita divonis menderita penyakit berat. Uang tabungan dan investasi bisa habis untuk biaya pengobatan.


Baca Terusannya »»